Rabu, 17 Juni 2020

Pengantar Bisnis – Manajemen

Pendahuluan
J         Latar belakang/ sejarah Akuntansi
Akuntansi berkembang sejalan dengan perkembangan masyarakat. Sejarah perkembangan pemikiran akuntansi (accounting thought) dibagi dalam tiga periode: tahun 4000 SM – 1300 M; tahun 1300 – 1850 M, dan tahun 1850 M sampai sekarang. Masing-masing periode memberi kontribusi yang berarti bagi ilmu akuntansi. Pada periode pertama akuntansi hanyalah bentuk record-keeping yang sangat sederhana, maksudnya hanyalah bentuk pencatatan dari apa saja yang terjadi dalam dunia bisnis saat itu. Periode kedua merupakan penyempurnaan dari periode pertama, dikenal dengan masa lahirnya double-entry book keeping. Pada periode terakhir banyak sekali perkembangan pemikiran akuntansi yang bukanlagi sekedar masalah debit kiri – kredit kanan, tetapi sudah masuk ke dalam kehidupan masyarakat. Perkembangan teknologi yang luar biasa juga berdampak pada perubahan ilmu akuntansi modern (Basuki, 2000 : 173). Pengguna akuntansi juga bervariasi, dari yang sekedar memahami akuntansi sebagai 1) Alat hitung menghitung; 2) Sumber informasi dalam pengambilan keputusan; 3) Sampai ke pemikiran bagaimana akuntansi diterapkan sejalan dengan (atau sebagai bentuk pengamalan) ajaran agama. Bila dihubungkan dengan kelompok usaha kecil dan menengah tampaknya pemahaman terhadap akuntansi masih berada pada tataran pertama dan kedua yaitu sebagai alat hitung-menghitung dan sebagai sumber informasi untuk pengambilan keputusan (Basuki, 2000 : 174). Informasi akuntansi merupakan alat yang digunakan oleh pengguna informasi untuk pengambilan keputusan (Nicholls dan Holmes, 1988 : 57), terutama oleh pelaku bisnis. Dimana informasi akuntansi diharapkan dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang bisa mengukur dan
mengkomunikasikan informasi keuangan tentang kegiatan ekonomi. Informasi akuntansi sangat diperlukan oleh pihak manajemen perusahaan dalam merumuskan berbagai keputusan dalam memecahkan segala permasalahan yang dihadapi perusahaan. Informasi akuntansi yang dihasilkan dari suatu laporan keuangan berguna dalam rangka menyusun berbagai proyeksi, misalnya proyeksi kebutuhan uang kas di masa yang akan datang. Dengan menyusun proyeksi tersebut secara tidak langsung akan mengurangi ketidakpastian, antara lain mengenai kebutuhan akan kas (Sutapa, Rusdi, dan Kiryanto, 2001 : 200).
Informasi akuntansi berhubungan dengan data akuntansi atas transaksi-transaksi keuangan dari suatu unit usaha, baik usaha jasa, dagang maupun manufaktur. Supaya informasi akuntansi dapat dimanfaatkan oleh manajer atau pemilik usaha, maka informasi tersebut disusun dalam bentuk-bentuk yang sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan.
Arus informasi akuntansi keuangan dari perusahaan kecil sangat bermanfaat untuk mengetahui bagaimana perkembangan usaha perusahaan, bagimana struktur modalnya, berapa keuntungan yang diperoleh perusahaan pada
suatu periode tertentu.
Holmes dan Nicholls (1989) mengungkapkan bahwa informasi akuntansi yang banyak disiapkan dan digunakan perusahaan kecil dan menengah adalah informasi yang diharuskan menurut undang-undang atau peraturan (statutory). Selain itu, informasi akuntansi yang seharusnya dibutuhkan oleh manajemen perusahaan kecil dan menengah dalam pengggunaan informasi akuntansi sangat terbatas sekali. Philip (1977) mengungkapkan banyak kelemahan dalam praktik akuntansi pada perusahaan kecil. Kelemahan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain pendidikan dan overload standar akuntansi yang dijadikan pedoman dalam penyusunan pelaporan keuangan (William et.al, 1989; Knutson dan Henry, 1985; Nair dan Rittenberg, 1983; Wishon, 1985; Murray et al, 1983).
Isi
J          Definisi Akuntansi
Akuntansi adalah suatu proses mencatat, mengklasifikasi, meringkas, mengolah dan menyajikan data, transaksi serta kejadian yang berhubungan dengan keuangan sehingga dapat digunakan oleh orang yang menggunakannya dengan mudah dimengerti untuk pengambilan suatu keputusan serta tujuan lainnya.
Akuntansi  juga bisa berarti pengukuran, penjabaran, atau pemberian kepastian mengenai informasi yang akan membantu manajer, investor, otoritas pajak dan pembuat keputusan lain untuk membuat alokasi sumber daya keputusan di dalam perusahaan, organisasi, dan lembaga pemerintah.  Akuntansi adalah seni dalam mengukur, berkomunikasi dan menginterpretasikan aktivitas keuangan. Secara luas, akuntansi seringkali diartikan sebagai “Bahasa Dunia Usaha/ The Language of Business”  karena akuntansi merupakan metode komunikasi yang dugunakan untuk menjelaskan transaksi-transaksi yang dilakukan oleh perusahaan.
Akuntansi berasal dari kata asing accounting yang artinya bila diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia adalah menghitung atau mempertanggung jawabkan. Akuntansi digunakan di hampir seluruh kegiatan bisnis di seluruh dunia untuk mengambil keputusan.
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa :
ü    Akuntansi adalah proses yang meliputi:
Pencatatan (recording)
Penggolongan (classifying)
Pengikhtisaran ( summarizing)
Penafsiran (interpreting)
ü    Data transaksi dinyatakan dalam satuan uang.
ü    Akuntansi jauh lebih luas dari tata buku (book keeping)
  1. Fungsi Akuntansi
Fungsi utama akuntansi adalah sebagai informasi keuangan suatu organisasi. Dari laporan akuntansi kita bisa melihat posisi keuangan sutu organisasi beserta perubahan yang terjadi di dalamnya. Akuntansi dibuat secara kualitatif dengan satuan ukuran uang. Informasi mengenai keuangan sangat dibutuhkan khususnya oleh pihak manajer/ manajemen untuk membantu membuat keputusan suatu organisasi.
  1. Prinsip-prinsip Akuntansi
    PAI 1974 ; PAI 1984 ; dan PSAK 1996
Basic concept and principles :
  1. Single entity
  2. Going concern
  3. Accounting period
  4. Monetary unit
  5. Concervatism
  6. Materiality
  7. Matching cost with revenue
  8. Reliability (neutral, verification, faithfullness)
  9. Relevan (feedback, timelines, predict value)
10.  Reliazation and exchanged price
11.  Comparability and consistence
12.  Full disclosure
  1. Siklus Akuntansi
BUKTI TRANSAKSI ==èJURNAL ==èBUKU BESAR ==èNERACA SALDO ==èJURNAL PENYESUAIAN==è LAPORAN  KEUANGAN ==èJURNAL PENUTUP
Siklus akuntansi adalah sebagai berikut:
a. Pencatatan Data ke dalam dokumen sumber/bukti transaksi.
b. Penjurnalan, yaitu menganalisis dan mencatat transaksi dalam jurnal (buku harian)
c. Melakukan posting ke Buku Besar yaitu memindahkan debet dan kredit dari jurnal
ke akun  Buku Besar.
d. Penyusunan Neraca Saldo yaitu menyiapkan Neraca Saldo untuk mengecek          keseimbangan Buku Besar
e. Membuat ayat jurnal penyesuaian dan memasukkan jumlahya pada Neraca Saldo.
f. Membuat ayat-ayat penutup yaitu menjurnal dan memindah bukukan ayat-ayat penutup.
g. Penyusunan Laporan Keuangan yaitu Laporan Rugi Laba, Laporaan Perubahan Modal dan Neraca.
  1. Manfaat akuntansi bagi perusahaan dilihat dari
  1. 1. Sisi Bisnis :
Dapat dimanfaatkan oleh para manajer, pengambil kebijakan, dan pihak berkepentingan lainnya, seperti pemegang saham, kreditur, atau pemilik bertujuan untuk menyiapkan suatu laporan keuangan yang akurat  . Pencatatan harian yang terlibat dalam proses ini dikenal dengan istilah pembukuan. Akuntansi keuangan adalah suatu cabang dari akuntansi dimana informasi keuangan pada suatu bisnis dicatat, diklasifikasi, diringkas, diinterpretasikan, dan dikomunikasikan. Auditing, satu disiplin ilmu yang terkait tapi tetap terpisah dari akuntansi, adalah suatu proses dimana pemeriksa independen memeriksa laporan keuangan suatu organisasi untuk memberikan suatu pendapat atau opini yang masuk akal tapi tak dijamin sepenuhnya  mengenai kewajaran dan kesesuaiannya dengan prinsip akuntansi yang diterima umum.
  1. 2. Sisi Pendidikan :
Para akuntan yang bertugas sebagai pengajar guna mengembangkan keterampilan di bidang akuntansi.
J         Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi :
ü   Laporan neraca keuangan
ü  Laporan laba/rugi
ü  Laporan Perubahan Ekuitas
ü  Laporan perubahan posisi keuangan yang dapat disajikan berupa Laporan arus kas atau Laporan arus dana
ü  Catatan dan laporan keuangan perusahaan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan
Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah laporan aktiva, kewajiban,dan ekuitas. Sedangkan unsur yang berkaitan dengan pengukuran kinereja dalam laporan laba rugi adalah penghasilan dan beban. Bisa saja memanfaatkan jasa laporan keuangan (jasa analisa keuangan / analisis keuangan) maupun akuntan publik. Laporan posisi keuangan biasanya mencerminkan berbagai unsur laporan laba rugi dan perubahan dalam berbagai unsur neraca. Selain itu juga biasanya laporan keuangan juga berisi analisis keuangan / analisa keuangan selama setahun.
  1. Bentuk – bentuk Laporan Keuangan
1.   Neraca
Neraca adalah laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang serta modal dari suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Tujuan neraca adalah untuk menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu tanggal tertentu, biasanya pada waktu di mana buku-buku ditutup dan ditentukan sisanya pada suatu akhir tahun fiskal atau tahun kalender, sehingga neraca sering disebut Balance Sheet. Neraca terdiri dari tiga bagian utama, yaitu aktiva, hutang dan modal.
ü  Aktiva
Dalam pengertian aktiva tidak terbatas pada kekayaan perusahaan yang berwujud saja, tetapi juga termasuk pengeluaran-pengeluaran yang belum dialokasikan (deffered charges) atau biaya yang masih harus dialokasikan pada penghasilan yang akan datang, serta aktiva yang tidak berwujud lainnya (intangible assets) misalnya goodwill, hak patent, hak menerbitkan dan sebagainya.
Pada dasarnya aktiva dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian utama yaitu aktiva lancar dan aktiva tidak lancar. Aktiva lancar adalah uang kas atau aktiva lainnya yang dapat diharapkan untuk dicairkan atau ditukarkan menjadi uang tunai, dijual atau dikonsumer dalam periode berikutnya (paling lama satu tahun atau dalam perputaran kegiatan perusahaan yang normal). Yang termasuk aktiva lancar yaitu :
• Kas, atau uang tunai yang dapat digunkan untuk membiayai operasi perusahaan.
• Investasi Jangka Pendek (surat-surat berharga atau marketable securities) ; adalah
investasi yang sifatnya sementara (jangka pendek) dengan maksud untuk memanfaatkan      uang kas yang untuk sementara belum dibutuhkan dalam operasi.
• Piutang Wesel, adalah tagihan perusahaan kepada pihak lain yang dinyatakan dalam   suatu wesel atau perjanjian yang diatur dalam undang-undang.
  1. Hutang
    Hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang berasal dari kreditor. Hutang dibedakan menjadi hutang lancar (hutang jangka pendek) dan hutang jangka panjang.
    –Hutang lancar meliputi :
    • Hutang Dagang, adalah hutang yang timbul karena adanya pembelian barang dagangan secara kredit.
    • Hutang Wesel, adalah hutang yang disertai dengan janji tertulis (yang diatur dengan UU) untuk melakukan pembayaran sejumlah tertentu pada waktu tertentu di masa yang akan datang.
    • Hutang Pajak, baik pajak untuk perusahaan yang bersangkutan maupun pajak pendapatan karyawan yang belum disetorkan ke kas negara.
    • Biaya yang masih harus dibayar, adalah biaya-biaya yang sudah terjadi tetapi belum dilakukan pembayarannya.
    • Hutang jangka panjang yang segera jatuh tempo, adalah sebagian (seluruh) hutang jangka panjang yang sudah menjadi hutang jangka pendek, karena harus segera dilakukan pembayarannya.
    • Penghasilan yang diterima dimuka, adalah penerimaan uang untuk penjualan barang/ jasa yang belum direalisir.
–Hutang jangka panjang, adalah kewajiban keuangan yang jangka waktu pembayarannya (jatuh temponya) masih jangka panjang (lebih dari satu tahun sejak tanggal neraca), yang meliputi :
• Hutang Obligasi
• Hutang Hipotik (hutang yang dijamin dengan aktiva tetap tertentu)
• Pinjaman jangka panjang yang lain.
3.     Modal
Merupakan hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan yang ditunjukkan dalam pos modal (modal saham), surplus dan laba yang ditahan. Atau kelebihan nilai aktiva yang dimiliki oleh perusahaan terhadap seluruh hutang-hutangnya.
Di dalam neraca sering muncul suatu klasifikasi dengan nama Reserve (cadangan) yang membingungkan pembaca.seharusnya cadangan ini diklasifikasikan sesuai dengan klasifikasi neraca yaitu : aktiva, hutang, dan milik sendiri (modal), sehingga cadangan pada prinsipnya juga terdiri dari 3 golongan yaitu :
1. Cadangan sebagai pengurang aktiva. Biasa dikenal dengan akumulasi penyusutan atau akumulasi depresiasi, sehingga dalam neraca nampak di sebelah debet mengurangi aktiva yang bersangkutan.
2. Cadangan sebagai hutang, misanya cadangan untuk pajak, merupakan suatu hutang yang dicatat sebagai cadangan. Ini tidak benar, seharusnya cadangan untuk pajak ini dimasukkan dalam hutang lancar, yaitu hutang pajak atau taksiran hutang pajak.
3. Cadangan yang merupakan surplus, yang benar-benar merupakan hak para pemilik perusahaan, misalnya ”cadangan untuk expansi” adalah merupakan pemisahan sebagian dari laba yang ditahan, dan dalam neraca masuk dalam klasifikasi modal.
  1. Isi Laporan Keuangan
ü  Neraca
ü  Laporan Laba Rugi
ü  Laporan Perubahan Ekuitas
ü  Laporan Arus Kas
ü  Catatan Atas Laporan Keuangan
  1. Tujuan Laporan Keuangan
I.     Kegunaan Adanya Rumusan Tujuan Laporan Keuangan
– Pembahasan
– Keputusan ekonomi, alokasi kekayaan
– Tujuan, standar, dan praktek, dan hubungannya
– Kritik terhadap akutansi sekarang
II.    Pemakai, Tujuan Pemakai Laporan dan Informasi yang Dibutuhkan
– Komponen Keputusan Ekonomi
– Kesamaan Informasi yang dibutuhkan pemakai laporan
– Keputusan kredit
– Keputusan Investasi
III.  Tujuan Utama Perusahaan dan Kemampuan Mendapatkan Laba
– Pengukuran prestasi perusahaan berdasarkan tujuannya
– Peranan akutansi
– Akutansi dan laba ekonomi
– Kemampuan mendapatkan laba
IV.  Pertanggungjawaban dan Laporan Keuangan
V.   Laporan Keuangan:  Pelaporan Pencapain Tujuan Perusahaan
– Indikator sukses dalam mencapai tujuan perusahaan
– Siklus perolehan laba
– Penggolongan siklus Perolehan laba
– Kegunaan penggolongan siklus perolehan laba
– Mengukur kemajuan kearah siklus laba yang sempurna
– Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan
– Laba dan laporan keuangan
– Pelaporan keberhasilan dalam memcapai tujuan sifat informasi
– Laporan posisi keuangan
– Laporan laba
– Laporan kegiatan keuangan
– Sifat yang menguntungkan dari laporan keuangan
– Penyampaian data dalam angka tunggal dan angka relatif
VI.  Laporan Keuangan:Biaya Historis dan Pertimbangan Nilai
VII.  Proses Peramalan dan Kaitannya dengan Tujuan Laporan Keuangan
– Laporan Keuangan Konvensional dan Pertimbangan tentang masa depan
– Informasi yang berguna untuk meniali masa depan
– Ramalan keuangan akurasi dan kegunaanya
– Pelaporan Lamaran atau proyeksi
VIII.  T ujuan Laporan Keuangan untuk Lembaga Pemerintah dan Lembaga yang tidak  Mencari Laba
– Pengambilan keputusan dalam lembaga pemerintah dan organisasi nirlaba
– Tujuan laporan keuangan untuk organisasi nirlaba
IX.   Hubungan Antara Tujuan Perusahaan dengan Tujuan Sosial
– Interaksi langsung atau reciprical
– Interaksi tidak langsung atau nonreciprocal
– Pengukuran dan pelaporan interaksi sosial dalam laporan keuangan
X.   Sifat Kualitatif dari Laporan
– Relevan dan materialitas
– Formal dan substansi
– Tingkat kepercayaan
– Dapat diperbandingkan
– Konsistensi
– Dapat dipahami
  1. Manfaat Laporan Keuangan
1. Bagi Perusahaan
  • Bukti pertanggung jawaban bagi pemilik perusahaan atas kepercayaan yang diberikan kepadanya untuk mengelola perusahaan.
  • Alat evaluasi pelaksanaan kegiatan perusahaan baik secara keseluruhan ataupun secara individu yang diserahi wewenang dan tanggung jawab.
  • Alat untuk mengukur tingkat biaya dari kegiatan perusahaan.
  • Dasar dan bahan pertimbangan dalam menetapkan kegiatan dimasa mendatang.
  • Mengetahui perkembangan dan kondisi keuangan perusahaan.
  • Alat untuk menilai hasil yang dicapai pimpinan perusahaan.
  • Dasar penentuan tafsiran keuntungan yang akan diterima dimasa mendatang serta perkembangan saham yang dimiliki
  1. 2. Bagi rumah tangga
Salah satu manfaat dari mempunyai neraca keuangan sendiri ini adalah:
  • Kemudahan dalam mengisi SPT setiap tahunnya. Dan ketika kita punya neraca satu tahun, ini bisa dijadikan template untuk tahun-tahun berikutnya, sehingga ketika datang bulan Maret, kita dengan cepat bisa menentukan kewajiban pajak kita kepada negara. Yang sulit adalah memulainya.
  • Disamping itu, yang lebih penting lagi, neraca bisa menjadi basis bagi Anda dalam menghitung jumlah zakat maal yang harus dibayar. Dari tabel diatas, jelas orang tersebut – fiktif tentunya, sudah wajib zakat; dan berdasarkan net worth-nya, kewajiban zakatnya lebih kurang Rp. 13,425,000 per tahun. Angka ini diperoleh dari perhitungan 2,5% dari nilai net worth.
  • Namun harus diperhatikan, untuk perhiasan atau harta yang sifatnya idle, seperti emas atau barang antik, sebagian ulama mengharuskan pembayaran zakat yang lebih besar (5-10%).
  • Kegunaan lain dari neraca adalah sebagai alat kontrol bagi kita dalam menentukan kemampuan going concern kita untuk tahun-tahun berikutnya. Neraca yang defisit (net worth nya minus) menyiratkan perlunya pemangkasan kewajiban, mengurangi hutang dan langkah-langkah penghematan lainnya.
  • Disisi lain, defisit juga bisa ditutupi dengan meningkatkan aset (mencari pendapatan tambahan) atau konversi aset tetap menjadi cash – guna membayar hutang-hutang yang ada, dst.
  • Sementara, kalau neraca kita, langkah lanjutnya lebih kepada memanfaatkan kelebihan tersebut untuk keperluan ibadah (haji, perbanyak infaq), membuka usaha, dan sebagainya.

Refrensi :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengantar Bisnis – Manajemen

Pendahuluan J         Latar belakang/ sejarah Akuntansi Akuntansi berkembang sejalan dengan perkembangan masyarakat. Sejarah perkembangan pe...